Rabu, 18 Februari 2009

MAGIC UANG TERHADAP PRIBADI ORANG


“ADA GULA ADA SEMUT”

“LAGI LAGI UANG……LAGI LAGI UANG……..LAGI LAGI UANG”
“SERDADU MUNGGAH RATU”
“KERE MUNGGAH BALAI” *)
“ADA UANG ABANG DISAYANG, TAK ADA UANG ABANG DITENDANG”

Demikian mungkin kata kata yang pernah kita dengar atau kita nikmati dalam sebuah sair nyanyian lagu tentang uang.

Benarkah demikian?
Sangat besarkah pengaruhnya daya magic uang terhadap seseorang? 

Pada waktu saat teknologi industri, komunikasi dan elektronika belum menjalar kedesa desa, memang belum banyak pengaruhnya pada kehidupan dan gaya hidup pribadi orang karena masyarakat masih dalam kehidupan sederhana dan apa adanya.

Seorang petani dengan penghidupan ala kadarnya, rumahnya hanya berlantai tanah yang hanya dipadatkan dengan tumbukan bata merah atau tanah dicampur dengan sekam yang menjadikan lantai tanah itu padat dengan disiram air setiap hari, petani itu merasa kesejukan udara di ruangan tamu yang berukuran panjang dan lebar sebagai gudang untuk menumpuk onggokan padi sewaktu panen. Kalau makanpun cukup dengan lauk pauk daun daun muda hasil dari sawah yang ditanam tumpang sari dengan tanaman lainnya. Anaknyapun cukup hanya disekolahkan tamat SD kemudian membantu pekerjaan sawah orangtuanya (rata rata demikian) sedangkan pakaianpun cukup sederhana tidak perlu bagus karena sepulang sekaloh membantu orang tuanya di sawah. Tak ada listrik, tak ada TV dan tak ada alat komunikasi pun mereka lebih nyaman dan ekonomi cukup di tanggung dari hasil panen yang di gudangkan sampai panen berikutnya masih ada sisa padi panen yang lalu. 

Pada saat sekarang dengan adanya kemajuan teknolaogi industri, komunikasi dan elektronika sangat berpengaruh sekali pada masyarakat, karena apa yang ia lihat dan ia dengar menjadi sebuah keinginan yang sangat kuat pada diri pribadi orang. Seorang anak sudah menuntut kepada orang tuanya untuk dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Bagaimana untuk memenuhi kebutuhannya yang semakin komplek tersebut, jawabannya ada tiga macam, pertama adalah duit, kedua adalah Arto*), ketiga adalah uang.

Dari phisik rumah orang sudah memikirkan bentuk dan model, warna dan bahan bangunannya, dari fasilitas rumah dengan adanya listrik sudah memikirkan alat alat elektronika yang bermacam macam Radio, TV, Kulkas, Pompa Air, Computer, AC dan lain lain. Dari kebutuhan air orang sudah melirik air bersih dengan fasilitas air PAM yang dahulunya cukup dengan air sumur, dari cara komunikasi orang sudah berfikir alat komunikasi yang kian merebak dengan HP yang tidak ketinggalan model dan mereknya. Dari penampilannya berpakaian orang sudah ingin berpakaian bukan seadanya tetapi model, warna, merek dan kualitas bahannya.

Dari alat transpotasi sudah sangat berbeda dengan waktu th 1975-an, sebelum adanya Satelit Komunikasi Palapa diluncurkan, masyarakat atau seorang anak sudah sangat bangganya berkendaraan sepeda ontel, pada saat itu 100 sepeda ontel lewat maka baru lewat satu sepeda motor, berbeda dengan sekarang 100 sepeda motor lewat, baru satu sepeda ontel lewat, transportasi tradisional becak, andong dan lain lain sudah mulai ditinggalkan walaupun masih bertahan. ............. opo tumon.....?, anak anak sekolah sudah enggan lagi memakai sepeda ontel padahal sangat berguna bagi kesehatan dan perkembangan jasmaninya, dari sekaloh SD sampai sekolah lanjutan dan kuliah sudah dibiasakan memakai fasilitas sepeda motor bahkan orang tuanya sudah memanjakan sejak kecil dengan diantar pakai sepeda motor ataupun mobil. 

”Topik yang dibahas disini adalah seberapa jauh daya magic uang terhadap pribadi orang”. 

Daya magic uang ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap pribadi orang, uang seolah mempunyai kekuatan pendorong yang sangat kuat, orang lemah bisa menjadi merasa kuat, orang gagu bisa lancar bicara, orang sakit bisa merasa sehat, orang bodoh tak terlihat kebodohannya, orang salah bisa dibenarkan, biasanya berjalan merunduk tetapi karena uang berjalan tegap, dengan lurah, camat atau atasan juga lancar bicaranya apalagi kalau membuat surat ijin dan sebagainya, berapapun biayanya asal cepat.......... 

Uang bagaikan kekuatan luar biasa yang terdapat pada diri pribadi orang, kalau dulu orang merasa sakti karena punya senjata ampuh, atau kekebalan, atau mantra mantra kesaktian lainnya, maka sekarang orang merasa sakti karena adanya uang yang ada dalam kepemilikannnya, orang penakut jadi pembrani.

Uang juga mengajak pribadi orang berfikir jauh sejauh mungkin daripada orang yang tidak punya uang, bila tak punya uang maka yang dipikirkan hanyalah satu macam, maka dengan uang orang akan berpikir macam macam bahkan seribu macam keiinginan berkembang, ada ini yang dipikirkan, ada itu yang dipirkan dan lain lain pertimbangan.

Ada beberapa contoh yang dapat di lihat di lapangan :

Contoh 1 :
Pada saat orang berpenghasilan sebulan satu juta rupiah orang ber-angan seandainya penghasilan saya dua juta rupiah pastilah cukup bahkan lebih untuk biaya hidupnya dalam satu bulan, tetapi ternyata setelah penghasilan meningkat dua juta limaratus per bulan malah kurang. Ibarat orang mandi satu ember kecil cukup, tapi dengan mandi satu bak malah kurang, semakin banyak penghasilan maka semakin banyak yang diinginkan dan dibutuhkan.

Contoh 2 :
Seorang teman mengajak pergi untuk bermalam minggu, bila tak ada uang maka ia akan beralasan apapun, capai-lah, tidak enak badan-lah, atau macam macam alasan padahal tidak punya uang. Tetapi bila punya uang maka rasa capai dan lain lain tersebut akan diabaikan dan segeralah menyambut ajakan temannya ”kebetulan untuk menghilangkan capai” atau ”untuk menghilangkan pusing dan stress”

Contoh 3 :
Seorang membeli suatu barang elektronik atau apapun, bila tak punya uang maka ia akan pilih yang termurah mana, tapi bila banyak duit maka dia dengan perkataan yang lancar cari model dan merk terbaru berapapun harganya.

Contoh 4 : 
Dalam sebuah pertemuan resmi atau non resmi seorang yang tak punya uang akan beda penampilan dan gaya bicaranya dengan orang yang punya uang. Yang satu akan berfikir mengenai dirinya yang tak ber-uang bila pembahasan mengenai per-duitan sehingga nada dan irama bicarapun lemah, berbeda dengan yang ber-duit tentu akan lancar dan berkata : ”berapa alokasi dana yang diperlukan, ...............?”.

Contoh 5 : 
Kalau orang banyak uang maka ia menjadi tumpuan saudara maupun orang lain, dari bentuk iuran, sumbangan dana, maupun lainnya. Ada saja orang yang datang apalagi dengan kemudahannya, banyak teman yang berkunjung dan datang apalagi diundang ( ada gula ada semut ), banyak sanjung maupun pujian. Bila ada hajatanpun orang berpikir dalam memberikan bingkisan atau kado ”Pantasnya apa yah.......”. Tetapi orang yang tak punya uang, orang berpikir lipat untuk datang, diundang pun .................insya Allah akan datang, apalagi kalau hajatan, ”bingkisan atau kado ini saja cukup”. 

Contoh 6 :
Pada saat sekarang mana mungkin yang tak perlu uang, sampai kencing dan buang sampah pun duit, anak kecilpun sudah tahu uang, sekolahpun arto, apalagi sepeda motor kempes sekarang orang tak memikirkan punya pompa angin.....serba uang. ”Lagi lagi duit, lagi lagi arto, lagi lagi uang” 

Contoh 7 :
Ada perilaku yang sangat negatif sekali terhadap orang yang mendadak kaya, atau mendadak memperoleh kedudukan, karena tak biasa hidup mewah maka sekaranglah balas dendamnya ditampakkan, dendam terhadap hidup miskin, dendam terhadap hidup dibawahan maka ia akan menggunakan uang dengan sesuka hatinya tapi ia tak peduli terhadap orang laiinya, ia merasa waktu miskin dan waktu dibawah ia tak ada yang peduli maka saatnya sekarang balas dendam. Perilaku inilah yang disebut ”serdadu munggah ratu, kere munggah balai”

Contoh 6 :
Ada perilaku perilaku orang yang tidak baik terhadap saudara maupun orang lain, ketika mampu banyak duit maka orang pun banyak yang menghormati dan menyayangi, datangpun di terima dan dihormati dengan ramah, tetapi kalau sudah jatuh miskin saudarapun enggan bahkan banyak kasus-kasus tak mau mengakuinya samapi setega-teganya seorang istri terhadap suaminya ”ada uang abang disayang, tak ada uang abang saya tendang” .........jangan sampai begitu......

Dan contoh lain yang masih banyaaaak sekali kasus-kasus dilapangan, dalam cerita pedalangan maka kisah Mahabarata merupakan kisah terbesar dan terpopuler dimana karena uang ( materi ) terjadi perang besar saudara. 

Sisi Negatif Uang
Dari contoh diatas adalah sisi negatif pengaruh uang terhadap pribadi orang yang menganggap uang adalah segalanya, ada yang mendapatkannya dengan menghalalkan segala cara sebab beranggapan dengan uang maka apapun bisa, tak ada yang tak bisa. ”Mereka adalah orang yang diperbudak oleh magic uang”. Mereka hanya menganggap dari segi material saja, tetapi tidak melihat dari sisi moral bagaimana apabila keadaan keluarga sudah morat-marit moral dan intelektualnya, bagaimana menghadapi sakit dan kematian apakah hal itu bisa dibeli dengan uang?. Sisi negatip yang lain karena uang pribadi orang bisa menjadi jahat untuk menguasi dan memiliki uang, bahkan dengan orang tua atau saudara sendiripun sering terjadi pertengkaran, perkelahian atau bunuh membunuh apalagi dengan orang lain. 
Disinilah sisi negatif uang yang menjerumuskan kedalam turunnya harkat dan martabat pribadi orang.

Sisi Positif Uang 
Bagi orang yang dapat memanagemen uang maka ia tidak akan dapat diperbudak oleh uang, ia akan dapat mengendalikan apa yang bisa ia lakukan dengan uang untuk membina keluarga agar hidup rukun, tenteram dan damai, untuk bisnis, untuk kebaikan ibadah maupun sosial, untuk kelangsungan hidupnya bukan untuk kebanggaan atau kesombongan. Maka kelompok ini adalah ”pribadi orang yang dapat memanagemen dan dapat mengendalikan uang”. Mudah mudahan anak dan keturunannya akan bahagia tidak berebut mengenai duit, uang dan arto karena telah dipersiapkan dan dibekali dengan ilmu yang baik.

Pada sisi positif yang lain ialah hilangnya perilaku perilaku negatif yang tersebut diatas, melainkan budi pekerti yang digunakan: kesetiaan, keakraban dan rasa damai tak bisa dibeli dengan uang.............walau tak ada uangpun tetap setia, akrab dan damai.

Inilah sisi positifnya uang yang akan menaikan harkat martabat pribadi orang.
------------------------------------------------------------------------------
*) Kere munggah balai (bahasa jawa) = miskin mendadak kaya
*} Arto (bahasa jawa) = Uang
-----ooooOoooo-----
Catatan penulis :
”Uang bukan segalanya”
”uang bisa mengangkat harkat dan martabat, tapi bisa menjatuhkan pemiliknya”
 
Pesan penulis : 
Uang yang kita cari dan kita punya suatu saat tak akan berguna lagi bagi kita apabila kita sedang sakit, makanpun tak enak, tidurpun tak nyenyak..........................
Dan dihamburkanlah uang yang dicari dan dimilikinya selama ini demi untuk mengobati sakitnya berapapun biayanya. Dan ternyata uang tidak bisa menyelesaikannya. ......”jangan dibuat sakit atau susah dalam mencari uang ”....... juga .........”jangan mendewakan uang”.........

Uang mengajak orang berfikir untuk menggunakannya seperti senjata mengajak pemiliknya untuk menggunakannya bagi orang yang tidak tahan magicnya. ......”jangan mau diperbudak uang”.........


It’s a happy day






Tidak ada komentar:

Posting Komentar