Jumat, 30 Januari 2009

TUJUH SUMUR AJAIB



“Miskin jadi kaya,……… Kaya jadi miskin”

Tersebutlah Pak Warso ( bukan nama sebenarnya ) dengan panggilan mBah Warso terkenal sebagai ahli Paranormal, ia bertempat tinggal didaerah terpencil jauh dari keramaian, jalan yang dilaluinyapun agak susah karena masih belum jalan aspal. Namun demikian karena dikenal keampuhannya dalam memberikan sesuatu kepada orang yang datang dengan maksud maksud tertentu kadang kadang jalan itu kelihatan kendaraan kendaraan menuju tempat mBah Warso tinggal.

Suatu hari mBah Warso kedatangan tamu orang biasa, dan mengenalkan dirinya serta menceritakan keadaan dirinya, bahwa ia adalah pedagang kecil kecilan yang ingin didoakan agar dagangannya laris manis sehingga hidupnya meningkat yang ia punya sekarang ini datang dengan memakai sepeda ontel yang juga dipakai untuk transportasi dagangannya.

Dengan serinci rincinya tamu itu menceritakan keadaan dagangannya dan meminta dengan sungguh sungguh agar didoakan. MBah Warso dengan seksama mendengarkan dan merasa iba untuk menolong pasiennya. Dipesannya agar pada hari yang ditentukan datang lagi  

Tamu itu datang pada hari yang telah ditentukan, dan mBah warso memeinta agar tamu itu mandi pada Sumur Pertama, dan setelah mandi keramas tentunya segera diadakan doa bersama, tak tahu bunyi dan artinya tamu itu hanya meng-Amini saja.

Pesan mBah Warso agar nanti setelah berhasil harus tetap bersukur pada yang kuasa, tidak boleh sombong dan tidak boleh tamak serta loba akan harta, cukup dengan keberhasilan yang diperolehnya.

Memang pedagang tersebut setelahnya bertambah kemajuan dagangannya, bertambah laris dan bertambah maju, hasilnya ia dapat meningkatkan gaya hidupnya dari sepeda ontel menjadi mempunyai motor. Ini pertanda doa mBah Warso memang manjur pikirnya.

Tahun berikutnya pedagang itu datang lagi dan meminta ditambah lagi peningkatannya karena ia hanya mempunyai sebuah rumah kecil serta belum layak huni, ia ingin mempunyai rumah yang besar dan bagus.

Permintaan pedagang itupun dipenuhi mBah warso dengan hari yang ditentukan untuk mandi pada Sumur Kedua memberikan pesan yang sama.

Memang benar juga apa yang dialami pedagang tersebut peningkatannya dalam tahun berikutnya bisa memeliki rumah yang bagus pertanda doa mBah Warso Cespleng.

Tahun tahun berikutnya pedagang itu tetap meminta dengan mengharap harap sungguh sungguh untuk meninggkatkan keadaan kekayaannya,  
Mbah Warso tetap menashatinya seperti pertama pedagang itu datang tapi juga ditekankan “jangan serakah sudah cukup, sudah cukup……kalau manusia mempunyai sifat demikian maka tidak baik, sudah punya satu minta dua sudah punya ini minta lainnya……tak ada habisnya kepuasan manusia”

Tetapi pedagang itu tetap meminta dengan merengek rengek kepada mBah Warso dan karena ia sebagai Paranormal yang harus memberi bantuan pada tamu yang datang maka dipenuhinya sampai pada permintaan berikutnya dengan tetap berpesan yang sama sbb. :

Permintaan Ketiga : 
Minta rumahnya sudah satu menjadi dua dan sepeda motornya minta agar bertambah, mandi Sumur Ketiga dan terpenuhi juga.

Permintaan keempat :
Minta setelah punya rumah rumah agar dapat membeli mobil dan lain lain, mandi Sumur Keempat.

Permintaan kelima :
Minta agar rumah dan mobil yang ia miliki bertambah lagi, mandi Sumur Kelima

Permintaan keenam :

Minta dst, dst……..mandi Sumur Keenam  

Pada saat permintaan ketujuh mBah Warso sudah menolak dan menyarankan jangan dilanjutkan lagi sudah cukup tak perlu tamak dan loba, namun saran itu tidak dihiraukan tetap dengan keinginannya yaitu ingin membuat pabrik serta lahan yang luas untuk produksi bahan bakunya.

Maka untuk yang terakhir mBah Warso tanpa menolak menyarankan untuk mandi Sumur Ketujuh., terbayang oleh tamu yang mandi sumur tujuh itu pastilah akan menjadi orang yang kaya raya, berharta banyak dan lain lain bayangan pemikirannya.

Setelah mandi sumur ketujuh maka apa yang terjadi kemudian, tahun berikutnya pedagang itu datang lagi kepada mBah Warso hanya dengan memakai sepeda ontel seperti pertama kali datang dan merengek rengek lagi kepada mBah Warso serta menyesali akan dirinya yang memang benar benar tamak dan loba serta tidak akan mengulangi perbuatannya dengan minta didoakan lagi.

Tapi untuk yang kali ini mBah Warso sudah tidak bisa lagi memenuhi permintaanya dengan mengatakan “Memang keajiban sumur ketujuh adalah mengembalikan pada posisi semula kepada mausia yang tidak mau bersukur, selalu tamak, serakah dan loba”.

Sambil berkata demikian mBah Warso pergi meninggalkan tamunya.

Catatan penulis :
Sekedar cerita, kalau …………… dilapangan ????

Pesan penulis :
· Jangan selalu serakah, tamak dan loba.
· Miskin ingin kaya, jelek ingin cantik atau kulit hitam ingin putih atau kurus ingin gendut cukup     sampai Sumur Enam saja jangan diteruskan Sumur Tujuh







PERJANJIAN MANUSIA DAN JIN


“Sugih koreng sugih patek” demikian akhir pemenuhan janji Jin kepada Manusia yang mengharap sesuatu kekayaan dari Jin. ----------- Sugih = kaya
Pak Karto tertegun melihat Jin itu lari tunggang langgang.     
ooooooooooooo
0oooooooooooo 
Tersebutlah suatu cerita orang yang sedang bergerombol santai dimalam hari ketika melepaskan lelahnya, kebiasaan ini kadang-kadang tetangga tak diundang dengan sendirinya datang duduk-duduk sambil cerita kesanan kemari, tentu saja tak satupun yang membicarakan masalah kerjaannya dan omong omong yang tak perlu mempergunjing dan membicarakan kejelekan orang lain tetapi hanya sekedar humor-humor, canda ria pelepas lelah dan juga tidak sampai larut malam karena ada petugas jaga tersendiri dalam kompleknya.

Salah satu orang dengan serius menceritakan demikian :…………………………………

Pak Karto ( bukan nama sebenarnya ) pekerjaannya mencari ikan disungai, ia sudah terbiasa mencarinya dipagi pagi buta kadangkala ia berangkat jam 04 pagi agar ikan yang didapatnya dapat dijaual pagi harinya sehingga laku untuk dimasak hidangan makan siang bagi pembelinya. Pekerjaan ini telah ditekuninya dalam waktu yang lama selama ini dan berjalan lancar demi untuk menyambung hidup sekeluarga, maklum jaman dulu orang orang belum serakus sekarang dengan menggunakan obat pembasmi sudah dapat ikan banyak tetapi dampaknya adalah mematikan semua penghuni sungai termasuk bibit ikan yang ada.

Cara Pak Karto menangkap ikan adalah dengan membendung aliran sungai yang kebetulan sedang surut airnya dari sebelah sana dan sebelah sini kira kira panjangnya antara dua puluh lima meter sampai lima puluh meter yang diperkirakan disitu banyak ikan atau sebagai sarang ikan karena banyak rumpon atau tumbuhan sungai sebagai tempat persembunyian atau rumah ikan.

Setelah dibuat bendungan maka air segera di kuras dengan ember dengan cara di kayuh ( bahsa jawa ditawu), setelah air sudah susut maka ikan otomatis akan mengelepar gelepar di lumpur karena air sudah tidak ada dan tinggal ditanggkap satu persatu memakai keahlian tangan. Ada ikan yang berbisa dengan senjatanya ada pula yang tidak berbisa, namun karena sudah terbiasa menangkap ikan dengan mudahnya Pak Karto menangkpnya tanpa takut kena senjata ikan yang berbisa ( patil) terutama ikan lele.

Suatu hari ketika Pak Karto sedang menangkap ikan ikan yang sedang mengelepar gelepar, menurut kata orang tempat yang satu ini adalah sangat angker dan orang orang tak ada yang berani menangkap ikan ditempat yang sedang dilakukan Pak Karto karena takut, namun karena keberaniaan dan tekadnya maka bukanlah halangan bagi Pak Karto.
Ketika Pak Karto baru saja mau menangkap ikan ikan yang menggelepar karena air yang talah digayuhnya telah habis Pak Karto melihat ada dua sosok mahluk aneh mendahului menngkap ikan dengan cueknya tanpa memperhatikan Pak Karto yang baru kecapaian menguras air. Mereka menangkap ikan dan langsung dimakan dengan lahapnya mentah mentah maklum mereka mahluk lain yang datang entah dari mana datangnya ….hiiiii…..

Mereka sambil menangkap dan memakan ikan mentah-mentah terus bercakap cakap dalam bahasa cedalnya yang dimengeri oleh pak Karto sebagai berikut :

+ ” enyak, enyak ni sing ede enyak” berkata yang satu (enak, enak ini yang besar enak )

- “sing cingik ya enyak, ni uyang ama wadel guyih anget” yang satu menjawab ( yang kecil

juga enak, ini urang / udang sama wader gurih sekali)


Demikian diantaranya percakapan mereka, dan pak Karto melihat dengan seksama sambil berfikir dan berkata dalam hatinya “Saya yang capai belum apa apa sudah didahului mahkluk kecil kecil dan gundul gundul serta telanjang semua, akan kutangkap salah satu dari mereka” gumam Pak Karto dalam hati.

Memang Pak Karto mempunyai keberanian dan keahlian khusus dalam hal ini sehingga dapat melihat mekhluk halus seperti ini dan orang sekitar pun sudah maklum dan tahu tentang keberanian Pak Karto. Maka ditangkapnya salah satu diantara mereka dan ternyata bisa, yang satu melarikan diri ketakutan, diikatnya mahkluk itu walapun meronta ronta dan dimasukan kedalam tempat ikan yang dibuat dari bambu berbentuk tabung dan ditutup kembali. Pak karto tidak melanjutkan penangkapan ikan tetapi langsung pulang hanya membawa mahluk tangkapannya saja.

Dirumah Pak Karto, mahkluk itu seakan menjadi tawanan yang tidak bisa dilepaskan dalam ikatan tali yang di lakukan oleh Pak Karto.

Setelah tiga hari tiga malam, terjadilah percakapan serius antara Pak Karto dan Makhluk halus ( Jin ) itu sebagi berikut :

J. “huu… huu…. huu….cung na, acu cung na, ayik acu engin ayik” katanya sambil menangis (lepaskan aku lepaskan, balik/pulang aku mau mau balik/pulang).

M.“Saya tidak akan melepaskan sampai kapanpun kecuali ada syarat dan janji yang harus kamu penuhi.” Kata Pak Karto.

J. “huu… huu…. huu….sayat apa , anji apa, ica ….ica ….ica…. acu ica….”
(syarat dan janji apa? saya bisa …..saya bisa….saya bisa ……. )

M. “Betul?…… bisakah kamu memberi saya sugih ( kaya )” kata Pak Karto.

J. “ica …..ica …..ica, anti acu ica” dijawabnya dengan semangat dan pasti. ( bisa…bisa …bisa, nanti aku bisa…..memberi kamu sugih / kaya)

Maka dibuatlah perjajian antara Pak Karto dengan Jin tersebut dan ditanda tangni bersama sebagi perjanjian dengan dibubuhi cap jempol Pak Karto dan cap kaki mahluk halus ( Jin ) tersebut yang antara lain bunyinya :


---------------“Bila dilepaskan maka Jin sanggup memberikan kesugihan (kekayaan) --------------- dengan segera”

Ketika mahluk halus itu dilepaskan maka dengan penuh girang dan lari tunggan langgang ia mengucap atas pemenuhan janjinya kepada Pak Karto :

-------------“Ugih oyeng …ugih atek, ugih oyeng ugih atek, ugih oyeng .. ugih atek”
( Sugih koreng sugih patek, sugih koreng sugih patek, sugih koreng …..)

Pak Karto tertegun melihat Jin itu lari tunggang langgang dan merasa menyesal atas perjanjinya dengan Jin yang tidak terperinci ketika pagi harinya terdapat koreng dan patek banyak tumbuh dibadannya………………………….akhhhhhhh desah nya menyesal.


Catatan penulis :
· Cerita saja.

Pesan penulis :
· Janganlah mengadakan perjajian dengan makhluk halus ( Jin ) kebanyakan mereka jahat dan  
   memperdayakan Manusia
· Jin akan memberikan sesuatu kepada manusia tetapi tentu tidak mudah dan segampang itu
  pasti dibelakang hari ada sesuatu tuntutan.
· Perjanjian yang tidak terperinci akan mudah di khianati dengan memutarkan atau mencari
  kelemahan kata kata.
· Apakah kita akan bertindak seperti Jin? -----(Manusia yang berpikir dan kerasukan Jin
  jahat), katakana tidak……..tidak ……dan tidaaaaaaak.











Kamis, 29 Januari 2009

MAHARAJA ANUSOPATI



MAHARAJA ANUSOPATI
Bukan Raja Singosari


Tersebutlah suatu peristiwa perdebatan politik dalam organ manusia untuk menentukan siapakah yang pantas, hebat dan handal, setiap unit organ menyatakan dirinya adalah yang paling hebat diantara lainnya dan sepantasnyalah ia yang menjadi pemimpin dengan gelar Raja.

Pemikir ( Otak )
Sayalah yang berkuasa dan hebat sebab karena saya , maka segalanya akan dapat diatasi dengan mudah dan gampang tidak ada hal yang sulit bagi pemikir dan semuanya dapat dikerjakan dengan hasil baik apabila dipirkir dengan otak.

Spionase ( Mata )
Sayalah yang paling hebat karena tanpa saya ( mata mata ) semua fungsi organ tak bisa efektif bekerja, dengan mata maka akan dapat melihat dunia dan mempelajari segala ilmu yang ada, otak pun tak akan efektif bila tidak melihat dengan jelas.

Orator ( Mulut )
Sayalah yang dapat berbicara apa saja, apa yang kamu pikir dan kamu lihat kalau saya tak bicara maka tak akan sampai kepada orang lainnya, jadi saya yang paling hebat dan penting, bagaimana hebat kalau tak bisa bicara ………………….?

Intelegen Komunikasi ( Telinga )
Sayalah yang paling hebat bagaimana pun pandainya otak dan juga tajamnya mata kalau tidak mendengar apalagi dari kecil ( bayi ) maka tidaklah bisa berfikir, dan tak tajam melihat, apalagi berorasi tak mungkin bisa untuk mengenal dan mengucap kata tanpa mendengar.

Penjelajah ( Kaki )
Saya yang paling hebat, penjelajah seantero jagad dan berpengalaman kemana-mana, sayalah tulang punggung semuanya, berpijak dengan topangan saya tanpa saya mau kemaaaaaaana……?

Demikianlah diantaranya perdebatan mereka dngan sengitnya mengajukan kemampuan dan keistimewaan masing masing, tanpa disadari oleh mereka ada yang paling hebat tetapi tidak mau menunjukan kesombongannya bahkan menyembunyikan diri akan keahliannya tidak ditunjukan dimuka audiens katanya “malu aah ……”

Yaitu kakak beradik yang alih bahasa arabnya bernama Dubul dan Qubul.

Ketika berlangsung perdebatan keahlian dari mereka diatas dalam menunjukan kepandaian dan keunggulan masing masing maka kedua kakak beradik ini sepakat untuk macet bekerja, ngambek ………………………………………………….

Apa yang terjadi kemudian ????
- Perut melilit melintir lintir,
- Ditahannya air dan udara yang keluar,
- Atau bahkan setelah tertampung dikurasnya habis habis

Maka ….Otak tak bisa berfikir lagi, Mata berkunang kunang, Mulut hanya cengar cengir dan peringas peringis tak banyak bicara, Telinga tak konsentrasi mendegar lagi, Kaki lemas tak berdaya ………………………”Ayo ……mau apalagi ………?”

Akhirnya semuanya menyerah kalah dan mengakui bahwa walaupun kakak beradik ini tersembungi keberadaannya ( dibelakang layar ) tetapi sangatlah luar biasa / vital sekali, tanpa mereka maka tak ada harapan dan semangat lagi ….tentunya sih …….. buat apa susah susah ini dan itu atau itu dan ini ……..atau macam macam lagi …………………

Mereka diatas berunding semua dan sepakat menjadikan dan mengangkat saudara kakak beradik adalah pemimpin atau raja dari mereka, kakaknya Qubul diangkat jadi raja dengan gelar MahaRAJA ANUSOPATI ( Dubul = Anus ) dan mengangkat adiknya sebagai patih dengan gelar Mahapatih Qubilaikhan ( Qubul ), dengan kesepakatan bahwa semua hasil usahanya akan dipersembahkan untuk kepentingan Maharaja dan Mahapatih……………… ( demikian barangkali )

Memang kakak beradik ini adalah dua serangkai yang handal dalam pekerjaannya sebagi pemimpin, ibarat Mahapatih Qubilaikhan adalah peluru dan Maha raja adalah pelatuknya, tanpa pelatuknya maka peluru takan bisa kerja efektif, efisien dan hasil maksimal.

Catatan Penulis :
· Hanya sekedar cerita

Pesan penulis :
· Janganlah meremehkan apa yang tersembunyi tidak terlihat, justru yang terlupakan malah sangat penting keberdaannya, tanpa orang kecil tak mungkin jadi pembesar, tanpa kerja bawahan tak mungkin jadi terkenal.
· Hormati dan akui keberadaan yang tidak tampak.



SEMAR DAN TOGOG


Alkisah pada suatu hari Raja memanggil ketiga anaknya untuk diajak berunding memikirkan kelanjutan dari kerajaan yang dipimpinnya. Anak pertama bernama Antaga, kedua bernama Ismaya dan ketiga bernama Manikmaya.

Menurut sebuah cerita ketiga anaknya dilahirkan pada saat yang bersamaan yakni ketika permaisuri melahirkan ternyata yang dilahirkan bukannya anak melainkan sebutir telur. Karena kearifan serta kesaktian sang raja mak bersemedilah raja untuk mendapatkan petunjuk dari yang maha Kuasa.

Gbr 1  :  Antaga didepan, Ismaya dibelakang
Dengan Rasa, Cipta dan Karsa dari sang raja dalam bersemedi itulah maka terjadilah keajiban atas telur tersebut menjadi tiga anak yang tampan yaitu Antaga yang berasal dari kulit telur, Ismaya yang berasal dari putih telur dan Manikmaya yang berasal dari kuning telur.

Ketika ketiga anak itu sudah dewasa dan saatnya raja turun dari kekuasaannya maka dipanggilah ketiga anaknya untuk berunding siapakah yang dapat melanjutkan tahta kerajaan untuk menggantikan ayahnya.

“Ramanda sayalah yang berhak untuk meneruskan tahta kerajaan ini karena saya yang lebih tua dan mampu.” Antaga berkata kepada ayahnya.

“Ramanda bukankah kami dilahirkan pada saat yang sama, sayapun mampu untuk meneruskan tahta kerajaan ini”. Ismaya berkata pula.

Maka dihadapan kedua orang tuanya Antaga dan Ismaya bertengkar menunjukan kemampuannya dapat melanjutkan tahta kerajaan, sedangkan Manikmaya hanya terdiam mendengarkan perdebatan sengit antara Antaga dan Ismaya.

Melihat perdebatan dan pertengkaran kedua anaknya itu, raja bersabda :
“Wahai anaku, kalau berdebat dan bertengkar janganlah sekali kali dihadapan orang tua, keluarlah!, tapi apa akibatnya nanti ……..”

Maka keluarlah Antaga dan Ismaya melanjutkan perdebatan dan pertengkarannya dan berlanjut pada perkelahian yang sengit antara keduanya untuk menunjukan siapakah yang bisa melanjutkan tahta kerajaan dengan kemampuan dan kesaktian yang dimilikinya.

Karena kemampuan keduanya seimbang maka segala kesaktian yang dikeluarkan tidak menghasilkan siapa yang kalah dan siapa yang menang, akhirnya Antaga menantang Ismaya, “Wahai Ismaya, kalau kamu benar benar sakti maka telanlah batu itu”. Ismaya menjawab :
“Kalau kamu benar sakti telanlan olehmu dahulu”. 
                                                                                         Gbr 2 Ismaya didepan, Antaga dibelakang  
Kesepakatan itupun terjadi dan Antaga mencoba kemampuan yang ada untuk menelan sebuah batu besar dengan kekuatan dan kemampuannya, dikerahkan segala upayanya untuk menelan batu besar itu, tetapi malang baginya mulutnya hanya bisa menelan sebagian batu itu dan karena tarikan urat syarat di kepalanya tegang membuat rambut nya rontok, serta mulutnya menganga merubah tampilan rupa, semula adalah satria yang tampan menjadi manusia yang jelek dengan mulut lebar serta kepala gundul.

Ismaya sebagai seorang ksatria yang memegang kesepakatan segera menyusul untuk menelan batu besar tersebut, maka dengan segala kemampuan yang ia miliki segeralah menelan batu besar tersebut. Ismaya dengan kesaktiannya dapat menelan batu besar itu namun ia pun malang pula, mulutnya bertambah lebar serta rambutnya rontok karena urat syaraf yang tegang, serta perutnya menjada besar, sekarang berubah bentuknya dari satria yang tampan menjadi jelek pula dengan rupa kepala gundul tinggal sisa rambut yang ada serta mulut lebar dan perut besar.

Keadaan seperti itu membuat mereka berdua insyaf akan kesalahan diri mereka masing masing maka segerlah mereka datang kepada ayahnya memohon maaf kepada serta meminta agar di kembalikan rupanya agar menjadi satria yang tampan lagi.

Bersabda ayahnya kepada anak anaknya :
“Wahai anak anaku yang kukasihi dan kusayangi, itulah akibat dari tidak mempedulikan akan nasehat ayahnya, kalian bertengkar dan berkelahi diluar sepengetahuan orang tua saja sudah berakibat fatal dan tidak baik, apalagi bertengkar dan berkelahi dihadapan orang tua tentu akan lebih tidak baik lagi dibandingkan dengan keadaan sekarang ini, Antaga dan Ismaya kumaafkan dan akan menjadi satria tampan lagi tetapi harus menjalani suatu kewajiban sebagi hukuman yang akan kutentukan kemudian”.

Maka raja menentukan Manikmaya menjadi raja untuk meneruskan tahta kerajaan yang mempunyai daya pikir dan budi yang baik. Kemudian di serahkanlah segala tahta kerajaan serta segala ilmu kepemimpinan dan kesaktian yang berguna bagi kelangsungan tahta kerajaannya.

Salah satu pesan yang disampaikan ayahnya kepada Manikmaya adalah sebagai berikut :
“Walaupun telah menjadi raja yang berkuasa tetapi janganlah merasa sombong dan tinggi hati, terutama kepada kedua kakaknya yang wujud dan rupanya jelek, seorang adik tidak boleh berani kepada kakaknya karena hal itupun akan terjadi sesuatu diluar pemikirannya”.

Sambil menunggu kewajiban sebagai hukuman Antaga dan Ismaya maka di perintahkan keduanya untuk membantu adiknya dalam mengemban tugasnya sebagi seorang raja, dengan nama Antaga dinamai TOGOG dan Ismaya dinamai SEMAR


Gbr 3 :  Semar (Ismaya ) didepan, Togog (Antaga)dibelakang
Catatan Penulis : 
· Cerita ini diambil dan diolah dari buku Wayang Purwa oleh RA Kosasih Jilid I

Pesan moral :
· Dalam kondisi apapun janganlah anak bertengkar dengan sanak saudaranya, kendalikan nafsu
  angkara dan hal hal lain demi kepentingan diri sendiri, orang tua tidak tahu atau diluar
  sepengetahuan orang tua pun berakibat jelek apalagi orang tua mengetahuinya.
· Keluarga disini diartikan juga satu kelompok kerjasama dalam kantor, perusahaan maupun
  dalam organisasi 
· Cerita ini dapat disampaikan kepada anak sebagi dongeng menjelang tidur agar terjadi 
  kerukunan keluarga saling menghormati antara kakak dan adik serta seorang adik terhadap
  kakaknya, walapun seorang adik mampu ( dalam ilm, harta serta kedudukan ) tidak boleh
  menghina serta merendahkan kakaknya. 
   









LeoKristi : Message: WpAP(#2): Semar, Togog dan Batara GuruLeoKristi
http://newsgroups.derkeiler.com/Archive/Soc/soc.culture.indonesia/2008-10/msg00296.html


PERJANJIAN MANUSIA DAN KERA


Dahulu kala manusia dan kera hidup bersama berdampingan saling bantu membantu, hal ini karena manusia masih belum begitu banyak serta kera juga masih jarang jumlahnya. Hidup manuisa dan kera tidak banyak permasalahan yang dijumpai karena mereka saling menghargai dengan penuh pengertian dan keikhlasan saling mebutuhkan. Mereka hidup rukun dan damai, dan kepercayaan penuh pun timbul antara mereka.

Perkembangan hari demi hari semakin bertambah jumlah manusia yang lahir serta bertambah pula jumlah kera, sehingga bertambah pula kepentingan mereka yang berbeda satu sama lain didalam mengatasi kepentingan masing masing sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Benturan kepentingan yang ada semakin komplek dan beragam jenis tetapi mereka saling membutuhkan satu sama lain, maka suatu ketika mereka mengadakan kesepakatan untuk mengatur suatu keadaan demi kepentingan dan kelangsungan hidup serta mengatur perkembangan masa depan mereka. Manusia dan kera membutuhkan suatu pimpinan yang dihormati dan berwibawa.

Pada masa itu manusia menghormati kera siapakah yang akan menjadi pimpinan dan kera pun menghormati Manusia karean tidak mau mengunggulkan kemampuan dan kepandaian masing masing, mereka salaing menghargai kelebihan dan kekurangannya, maka diambil suatu kesepakatan untuk mengadakan Test kemampuan mereka.

Setelah diadakan test ilmu pengetahuan dan kemampuan phisik maka manusialah yang memang benar benar mampu, mumpuni dan tangguh dalam daya pikir serta kemampuan phisiknya, sehingga manusia yang dianggkat menjadi pimpinan.

Namun demikian manuasia tidak tinggi hati dan sombong tetap menghormati Kera dan menghargai kerjasama selama ini serta mengadakan perjanjian yang mereka tanda tangani sebagai prasasti perjanjian bersama, salah satu pasal isinya sebagai berikut :

“Bahwa tidaklah sekali kali Manusia melupakan kepada Kera sampai kapanpun dan dimanapun”

Pada hari pertama sampai tiga puluh lima hari ( selapan dina ) Manusia menjadi pimpinan manusia telah menentukan wilayah – wilayah daerah kepemimpinan, maka manusia karena janji kesepakatannya tidak melupakan kera wilayah daerah kepempinan itu dinamai Kerajaan dengan pimpinan dinamai Raja.

Untuk memimpin suatu kerajaan maka dibuatlah bangunan permanen dimana bangunan itu juga sebagi pusat pimpinan, dengan tidak lupa kepada kera maka bangunan itu dinamai dengan Keraton, dan Raja pun mendiami keraton tersebut ternyata sangat betah dan nyaman sehingga dinamai sudah Kerasan.

Rajapun mulai mengamati kekurangan dari Keraton tempat bekerja dan bertempat tinggal maka lantai yang dibuat dari tanah liat yang dipadatkan diperbaiki dnegan bentuk bentuk persegi yang dicetak dengan dinamai lantai Keramik, serta pancuran air di perbaiki dengan suatu alat yang dibuat dengan dinamai pula Kera-N ( sekarang terkenal dengan nama Kran ). Ketika raja mandi sehabis bekerja maka diguyurlah seluruh badan itu dengan sangat bersihnya dari rambut sampai seluruh badan maka tak lupalah raja itu dengan menamainya mandi Keramas.

Pada tiga puluh lima hari kedua Raja mengundang penduduknya untuk bermusyawarah dalam sidang 35an hari, raja berpakaian bersih dan bagus serta menarik maka dinamai dengan Kerapihan, sidang berlangsung sangat hidmat dan menghasilkan keputusan bersama, karena tidak lupa sama kera maka sidang semacam itu dinamai Kerakyatan, karena penduduk diundang oleh raja, demikian juga pada saat orang orang berkumpul dengan sendirinya tanpa diundang maka keadaan semacam itu dinamai dengan Keramaian, untuk keperluan tulis menulis maka dibuat suatu alat dengan berbagai warna yang dinamai Kerayon.

Perjalanan hari bertambah hari Raja berkuasa dan memimpin penduduknya terjadilah suatu masalah yang belum bisa diselesaikan olehnya maka diundanglah patih dan orang orang pemikir laiinya untuk bisa menyelesaikan masalah, keadaan semacam ini dimana raja tidak bisa memutuskan sendiri permalahan yang ada maka dinamai dengan Keraguan.

Dalam kepemimpinannya maka wilayah wilayah dinamai pula per daerah daerah ( per dasa ) diantaranya membuat wilayah yang dinamai Keramat ( sekarang juga disebut Kramat ), Kerandon ( sekarang disebut Krandon ) dll, kemudian dibuat suatu penghubung antara jalan satu dengan jalan lain karena terputus oleh suatu suang dengan batang batang bamboo yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa melanjutkan perjalanan yang dinamai dengan Kerasak ( jembatan penghubung ).

Bulan bertambah bulan segala bentuk kegiatan yang terjadi serta keadaan yang dijumpai oleh raja dalam kepemimpinananya terjadilah sebuah istilah istilah yang dinamai utnuk mengingat perkjanjian antara Manusia yang tidak akan melupakan pada Kera antara lain sebagai berikut :

1. Manusia yang tidak sadar akan dirinya sendiri karena pengaruh roh jahat dinamai Kerasukan atau Keranjingan.
2. Manusia yang curang, loba dan tak ingat sesama manusia lainnya dinamai Kerakusan.
3. manusia bergaul, menerima tamu dangan baik, sopan dll dinamai Keramahan
4. Manusia membuat suatu alat utnuk memenuhi dan mempermudah keperluan sehari hari dinamai dengan Kerajinan, alatnya desebut dengan Keranjang dll.
5. Manuasai selesai bekeraja ingin santai dengan temannya dengan sebuah permainan maka tercipta sebuah permainan yang ada saat itu dengan dinamai Kerambol.
6. Manusia salah makan atau makanan yang berbahaya dinamai Keracunan.
7. manusia menemukan sebuah pohon yang banyak terdapat dalam perjalanan dinamai pohan Kerandil, pohon Keranji ( pohon yang buahnya asam ), Kerambil (pohon kelapa = bahasa jawa Kerambil )
8. Manusia berkembang dengan keturunannya dinamai dengan Kerabat.
9. manusia membuat alat untuk menaruh minuman dalam botol dinamai Kera-T sekarang disebut ( Krat ).
10. Benda yang sangat liat tidak lunak dinamai Kera-S ( sekarang disebut Keras ).
11. Samapai Manusia meninggal dunia pun tak lupa sama kera, maka diusung dengan sebuah alat yang dinamai Keranda.

Masih banyak istilah lainnya yang dicitpakan untuk mengingat akan kera pada saat dahulu, dan perkembangan manusia pada saat sekarang sudah sangat jauh berbeda mungkin sudah keturunan ke sekian sudah lupa kepada kera sampai kera kera teringkirkan begitu saja kehidupannya membentuk wilayah yang jauh dari kita yaitu dihutan hutan belantarapun kadang manusia usil dan mengusirnya bahkan sampai membunuhnya atau menjadikan komoditi lain untuk kepentingan pribadi.

Catatan Penulis :
Hanya sekedar cerita
Pesaan Penulis :
· Manusia tidak boleh lupa akan sesuatu perjanjian yang telah disepakati bersama kadangkala dengan dalih yang dibuat buat mengingkari perjanjian bersama demi keuntungan .
· Manusia tidak boleh lupa akan jasa para pendahulu yang telah menjadikan keadaan sekarang dan telah mewarnai kehidupan sekarang menjadi lebih baik, hal itu karena juga telah dirintis dan di lakukan dengan segala susah payah oleh pendahulu kita degan saling kerjasama bukan dengan sendiri sendiri, sehingga kita dalam keadaan yang seperti sekarang ini.
· Lupakah kita pada perjanjian yang dibuat serta pada para pendahulu? Mudah mudahan tidak …… tidak …..dan katakan tidaaaak …….