Kamis, 29 Januari 2009

PERJANJIAN MANUSIA DAN KERA


Dahulu kala manusia dan kera hidup bersama berdampingan saling bantu membantu, hal ini karena manusia masih belum begitu banyak serta kera juga masih jarang jumlahnya. Hidup manuisa dan kera tidak banyak permasalahan yang dijumpai karena mereka saling menghargai dengan penuh pengertian dan keikhlasan saling mebutuhkan. Mereka hidup rukun dan damai, dan kepercayaan penuh pun timbul antara mereka.

Perkembangan hari demi hari semakin bertambah jumlah manusia yang lahir serta bertambah pula jumlah kera, sehingga bertambah pula kepentingan mereka yang berbeda satu sama lain didalam mengatasi kepentingan masing masing sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Benturan kepentingan yang ada semakin komplek dan beragam jenis tetapi mereka saling membutuhkan satu sama lain, maka suatu ketika mereka mengadakan kesepakatan untuk mengatur suatu keadaan demi kepentingan dan kelangsungan hidup serta mengatur perkembangan masa depan mereka. Manusia dan kera membutuhkan suatu pimpinan yang dihormati dan berwibawa.

Pada masa itu manusia menghormati kera siapakah yang akan menjadi pimpinan dan kera pun menghormati Manusia karean tidak mau mengunggulkan kemampuan dan kepandaian masing masing, mereka salaing menghargai kelebihan dan kekurangannya, maka diambil suatu kesepakatan untuk mengadakan Test kemampuan mereka.

Setelah diadakan test ilmu pengetahuan dan kemampuan phisik maka manusialah yang memang benar benar mampu, mumpuni dan tangguh dalam daya pikir serta kemampuan phisiknya, sehingga manusia yang dianggkat menjadi pimpinan.

Namun demikian manuasia tidak tinggi hati dan sombong tetap menghormati Kera dan menghargai kerjasama selama ini serta mengadakan perjanjian yang mereka tanda tangani sebagai prasasti perjanjian bersama, salah satu pasal isinya sebagai berikut :

“Bahwa tidaklah sekali kali Manusia melupakan kepada Kera sampai kapanpun dan dimanapun”

Pada hari pertama sampai tiga puluh lima hari ( selapan dina ) Manusia menjadi pimpinan manusia telah menentukan wilayah – wilayah daerah kepemimpinan, maka manusia karena janji kesepakatannya tidak melupakan kera wilayah daerah kepempinan itu dinamai Kerajaan dengan pimpinan dinamai Raja.

Untuk memimpin suatu kerajaan maka dibuatlah bangunan permanen dimana bangunan itu juga sebagi pusat pimpinan, dengan tidak lupa kepada kera maka bangunan itu dinamai dengan Keraton, dan Raja pun mendiami keraton tersebut ternyata sangat betah dan nyaman sehingga dinamai sudah Kerasan.

Rajapun mulai mengamati kekurangan dari Keraton tempat bekerja dan bertempat tinggal maka lantai yang dibuat dari tanah liat yang dipadatkan diperbaiki dnegan bentuk bentuk persegi yang dicetak dengan dinamai lantai Keramik, serta pancuran air di perbaiki dengan suatu alat yang dibuat dengan dinamai pula Kera-N ( sekarang terkenal dengan nama Kran ). Ketika raja mandi sehabis bekerja maka diguyurlah seluruh badan itu dengan sangat bersihnya dari rambut sampai seluruh badan maka tak lupalah raja itu dengan menamainya mandi Keramas.

Pada tiga puluh lima hari kedua Raja mengundang penduduknya untuk bermusyawarah dalam sidang 35an hari, raja berpakaian bersih dan bagus serta menarik maka dinamai dengan Kerapihan, sidang berlangsung sangat hidmat dan menghasilkan keputusan bersama, karena tidak lupa sama kera maka sidang semacam itu dinamai Kerakyatan, karena penduduk diundang oleh raja, demikian juga pada saat orang orang berkumpul dengan sendirinya tanpa diundang maka keadaan semacam itu dinamai dengan Keramaian, untuk keperluan tulis menulis maka dibuat suatu alat dengan berbagai warna yang dinamai Kerayon.

Perjalanan hari bertambah hari Raja berkuasa dan memimpin penduduknya terjadilah suatu masalah yang belum bisa diselesaikan olehnya maka diundanglah patih dan orang orang pemikir laiinya untuk bisa menyelesaikan masalah, keadaan semacam ini dimana raja tidak bisa memutuskan sendiri permalahan yang ada maka dinamai dengan Keraguan.

Dalam kepemimpinannya maka wilayah wilayah dinamai pula per daerah daerah ( per dasa ) diantaranya membuat wilayah yang dinamai Keramat ( sekarang juga disebut Kramat ), Kerandon ( sekarang disebut Krandon ) dll, kemudian dibuat suatu penghubung antara jalan satu dengan jalan lain karena terputus oleh suatu suang dengan batang batang bamboo yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa melanjutkan perjalanan yang dinamai dengan Kerasak ( jembatan penghubung ).

Bulan bertambah bulan segala bentuk kegiatan yang terjadi serta keadaan yang dijumpai oleh raja dalam kepemimpinananya terjadilah sebuah istilah istilah yang dinamai utnuk mengingat perkjanjian antara Manusia yang tidak akan melupakan pada Kera antara lain sebagai berikut :

1. Manusia yang tidak sadar akan dirinya sendiri karena pengaruh roh jahat dinamai Kerasukan atau Keranjingan.
2. Manusia yang curang, loba dan tak ingat sesama manusia lainnya dinamai Kerakusan.
3. manusia bergaul, menerima tamu dangan baik, sopan dll dinamai Keramahan
4. Manusia membuat suatu alat utnuk memenuhi dan mempermudah keperluan sehari hari dinamai dengan Kerajinan, alatnya desebut dengan Keranjang dll.
5. Manuasai selesai bekeraja ingin santai dengan temannya dengan sebuah permainan maka tercipta sebuah permainan yang ada saat itu dengan dinamai Kerambol.
6. Manusia salah makan atau makanan yang berbahaya dinamai Keracunan.
7. manusia menemukan sebuah pohon yang banyak terdapat dalam perjalanan dinamai pohan Kerandil, pohon Keranji ( pohon yang buahnya asam ), Kerambil (pohon kelapa = bahasa jawa Kerambil )
8. Manusia berkembang dengan keturunannya dinamai dengan Kerabat.
9. manusia membuat alat untuk menaruh minuman dalam botol dinamai Kera-T sekarang disebut ( Krat ).
10. Benda yang sangat liat tidak lunak dinamai Kera-S ( sekarang disebut Keras ).
11. Samapai Manusia meninggal dunia pun tak lupa sama kera, maka diusung dengan sebuah alat yang dinamai Keranda.

Masih banyak istilah lainnya yang dicitpakan untuk mengingat akan kera pada saat dahulu, dan perkembangan manusia pada saat sekarang sudah sangat jauh berbeda mungkin sudah keturunan ke sekian sudah lupa kepada kera sampai kera kera teringkirkan begitu saja kehidupannya membentuk wilayah yang jauh dari kita yaitu dihutan hutan belantarapun kadang manusia usil dan mengusirnya bahkan sampai membunuhnya atau menjadikan komoditi lain untuk kepentingan pribadi.

Catatan Penulis :
Hanya sekedar cerita
Pesaan Penulis :
· Manusia tidak boleh lupa akan sesuatu perjanjian yang telah disepakati bersama kadangkala dengan dalih yang dibuat buat mengingkari perjanjian bersama demi keuntungan .
· Manusia tidak boleh lupa akan jasa para pendahulu yang telah menjadikan keadaan sekarang dan telah mewarnai kehidupan sekarang menjadi lebih baik, hal itu karena juga telah dirintis dan di lakukan dengan segala susah payah oleh pendahulu kita degan saling kerjasama bukan dengan sendiri sendiri, sehingga kita dalam keadaan yang seperti sekarang ini.
· Lupakah kita pada perjanjian yang dibuat serta pada para pendahulu? Mudah mudahan tidak …… tidak …..dan katakan tidaaaak …….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar